Kisah Profesor Amerika Masuk Islam Karena Takjub pada Alquran

Berita2Populer.com - Alquran adalah kitab suci ummat Islam yang diturunkan Allah melalui Nabinya, Muhammad SAW. Alquran adalah termasuk mukjizat Nabi Muhammad. Karena Alquran adalah mukjizat maka bagi yang mendengar dan membacanya pasti mengakui dan mempercayai akan isi dan kandungan yang ada di dalamnya. Bahkan jika mendapat petunjuk atau hidayahNya maka seseorang yang bukan Islam akan memeluk agama Islam.

Kisah Profesor Amerika Masuk Islam Karena Takjub pada Alquran

Adalah seorang Profesor di sebuah universitas di Hawaii bernama James D. Frankel. Ia non muslim. Lahir pada tahun 1969 di new York Amerika Serikat. Ia mengajar materi kuliah Perbandingan Agama di universitas Hawaii tersebut. Mata hatinya terbuka untuk Islam berkat pesona Alqu'an yang telah membuat hatinya luluh. Alqu'an telah memberikan jawaban yang haq pada apa yang menjadi kegelisannya tentang penguasa alam semesta. Berikut kisahnya tentang ia mendapatkan hidayah Allah melalui pesona isi kandungan Alqu'an :

Advertisement

James D. Frankel adalah manusia yang lahir dalam sebuah keluarga dan lingkungan Yahudi yang sekuler. Ketika usianya menginjak umur 13 tahun ia suka membaca buka Karl Marx. Dari membaca buka Karl Marx itulah ia kemudian menjadi seorang komunis. Kita kenal paham komunis adalah suatu paham anti Tuhan.

Ketika masih muda James bersahabat dengan seorang muslim bernama Mansour dari Pakistan. Karena seorang muslim Mansour tentu saja suka membaca Alqur'an. Suatu ketika Mansour menunjukkan dan memberinya Alqur'an pada James sambil berkata "Aku tidak ingin kau masuk neraka," begitu kata James menirukan ucapan Mansour. Persahabatan yang sangat indah, tak ingin sahabatnya celaka kelak di akherat dengan masuk ke dalam api neraka. Pemberian Alqur'an dari sahabatnya tersebut menjadi cikal bakal ia mulai akan mendapatkan hidayah Allah SAW.

Waktu dikasih Alqur'an dan dikatakan Mansour tak ingin ia masuk neraka, James tidak percaya akan adanya neraka. Tapi ia tetap mengambil Alqur'an tersebut dan menyimpannya di rak buku untuk menghormati sahabatnya Mansour. Tentu saja agar sahabatnya tersebut tidak tersinggung perasaannya.

Setelah itu, James masuk menjadi mahasiswa di Washington, beberapa tahun sejak ia diberi Alqur'an oleh Mansour. Dari sini ia meningggalkan paham komunis yang ia anut selama ini dan pikiraan serta hatinya mulai dilanda gelisah tentang apa arti hidupnya di dunia ini. Sejak kecil ia selalu bertanya-tanya tentang kehidupan dirinya dan manusia. Dalam hati ia selalu gelisah dengan pertanyaan-pertanyaan, untuk apa manusia lahir dan dilahirkan, akan ke mana sesudah mati dan kenapa manusia hidup dalam penderitaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terus menjadi hantu dalam setiap aktivitasnya sehari-hari.

Di tengah kegelisahan yang ia alami tersebut datanglah kabar berita duka yang cukup mengejutkannya. Sang nenek tercinta meninggal dunia. Ia sangat sedih dan berduka. Maka walau dalam keadaan demikian ia tetap terbang ke New York untuk hadir dalam upacara pemakaman neneknya tersebut. Pada seorang Rabbi bertanya tentang makna hidup yang sebenarnya. Akan tetapi ia tak menemukan jawaban yang bisa memuaskan dahaga batin dan tidak mampu menghapus kegelisan hatinya.

Maka karena tidak menemukan jawaban dari kegelisahan hatinya yang ia alami sejak kecil tentang makna hidup ini, maka ia pun mencari jawaban sendiri. Selanjutnya ia kembali ke New York dan melanjutkan pendidikannya di sana.

Suatu hari ia mendapatkan hari yang berbeda dengan hari lainnya. Ia menemukan para penghotbah dari berbagai macam aliran agama di New York. Sungguh pemandangan yang membuatnya hatinya semakin menjadi-jadi untuk menjawab semua pertanyaan dalam hatinya. Lalu ia banyak bertanya tentang hal yang berkaitan dengan agama, ia tunjukkan sikap skeptisnya tentang agama-agama tersebut.

Alhasil ia mendatangi beberapa kelompok pria kulit putih, memakai jubah dan sedang melakukan ritual doa. Lalu ia bertanya tentang kegiatan keagamaan yang mereka kerjakan. Lalu salah seorang menolak menjawab pertanyaan James dan mengatakan bahwa James adalah setan. Kenapa ? Karena James adalah orang kulit putih. Setiap orang ayng berkulit putih adalah setan. James tidak puas dan mengatakan argumennya kalau memang ia setan kenapa ia selalu ingin tahun tentang Tuhan.

Tidak menemukan jawaban yang memuaskan malahan ia dianggap sebagai setan, akhirnya ia pulang ke rumah. Ketika tiba di rumah ia teringat akan Alqur'an yang diberikan oleh sahabatnya 6 tahun yang lalu, Mansour. Lalu ia membacanya dengan teliti. Ternyata ia tidak menemukan sepatah katapun dalam Alqur'an yang membahas tentang perbedaan orang kulit putih atau selain putih. Ayat demi ayat ia baca. Membacanya dengan detil sekali bahkan hingga kadang ia tertidur. Ketika bangun dari tidur ia baca lagi Alqur'an yang ia pegang.

Alhamdulillah. Semua kegelisahan hatinya, semua pertanyaan hatinya tentang makna hidup dan fakta tentang penguasa alam terjawab. Ia merasakan seakan Alquran telah menjawabkan semua kegelisahan batinnya. Ia sangat takjub dengan isi, makna dan kandungan yang terdapat dalam Alqur'an. Ia lalu berkata "Sebelumnya saya tidak pernah merasakan sesuatu seperti ini. Tanpa sadar air mata saya mengalir ketika membaca Alqur'an. Membacanya membuat Bulu kuduk saya terkadang merinding. Ketika itulah saya merasakan benar-benar seperti sedang membaca tulisan Tuhan."

Dalam sebuah reuni ia bertemu dan berkumpul bersama teman-temannya semasa ia masih SMA. Mereka banyak bercerita tentang kegiatan mereka masing-masing. Maka di antara temannya ada yang bertanya pada James tentang keyakinannya. Lalu James menjawab bahwa ia telah percaya akan adanya Tuhan di alam semesta ini. Teman-teman James tahu bahwa ia adalah seorang komunis.

Ketika menyatakan tentang keyakinan tersebut, James ditanya Tuhan yang mana ? Ia menjawab Tuhan di alam semesta hanya satu. Ia mengatakan sesuai dengan isi Alquran bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Mendengar pernyataan James tersebut temannya Mansour lalu berkata bahwa ia telah menjadi seorang muslim. James tertawa. Yang ia tahu mansourlah seorang muslim sedangkan dirinya hanya percaya bahwa Tuhan itu satu.

Akan tetapi ia diberitahu bahwa jikalau seseorang sudah mengakui dan meyakini tiada yang pantas dan patut disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah maka artinya dia seorang muslim.  Tentu saja James pun kaget dan sangat terkejut. Ia tidak menyangka begitu mudahnya menjadi seorang muslim.

Dalam 6 hingga 8 bulan pertama ia hanya melakukan apa yang ia tahu tentang Islam dari buku dan Alqur'an yang diberikan oleh temannya Mansour. Ia terus belajar dan belajar tentang Agama Islam untuk menggali makna hidup dan menjawab kegelisahannya sejak kecil. Maka masuk Islamlah ia dengan petunjuk dari Allah yang ia peroleh dari membaca Alqur'an yang diberikan temannya. Sungguh Alqur'an adalah benar-benar Mukjizat yang nyata dan luar biasa.

0 Response to "Kisah Profesor Amerika Masuk Islam Karena Takjub pada Alquran"

Posting Komentar

Popular Posts